--christian--
Rencana akuisisi bank Bukopin tampaknya akan gagal. Sedianya Bank BRI dan Jamsostek yang bersaing untuk mengakuisisi saham Bank Bukopin dan menjadi investor di dalamnya. Kemudian belakangan Jamsostek mundur karena pemerintah ternyata lebih menyukai bila Bank BRI yang masuk, karena lini usahanya sama. Berikutnya ternyata rencana masuknya Bank BRI ini mendapat resistensi dari para pemegang saham Bank Bukopin. Para pemegang saham hanya menyetujui cara pengumpulan dana dengan menerbitkan obligasi. Seandainya manajemen Bank Bukopin tetap ngotot untuk melakukan Right Issue, maka pemegang saham akan menggunakan haknya untuk memesan terlebih dahulu dan menyerap penawaran saham tersebut.
Hal ini berdampak pada harga saham Bank Bukopin yang turun, setelah beberapa waktu lalu sempat naik setelah tersiar kabar rencana akuisisi.
--christian--
Beberapa macam barang dagangan memiliki hubungan yang bersifat komplementer terhadap barang dagangan lainnya. Contohnya adalah Keramik dan Semen Nat. Dalam hal ini Semen Nat adalah barang komplementer (pelengkap) terhadap Keramik, sehingga dapat diasumsikan bahwa orang yang membeli Keramik seharusnya juga membutuhkan Semen Nat, dan seharusnya juga akan membeli Semen Nat.

Berikut adalah contoh beberapa jenis barang dagangan seperti itu, tidak menutup kemungkinan ada kombinasi yang lain:

Keramik dinding Listello
Keramik Semen Nat
Cat Plamir, Thinner
Kitchen Sink, Wastafel, Bath Tub Keran
Pintu Handle pintu, kunci, aksesoris lain
Shower Screen Shower Set, Water Heater
Pompa Air, Tangki Air Pipa, sambungan pipa
Alat elektronik kecil Baterai
Lampu hias Bola lampu
Bor, Gergaji, Power Tools lainnya Mata bor, mata gergaji, dll.

Besar kemungkinan bahwa karyawan bagian penjualan sudah secara otomatis melakukan upaya untuk mendorong penjualan barang-barang yang bersifat komplementer tersebut, atau yang kita sebut dengan istilah Cross-Selling. Namun praktik Cross-Selling harus juga mencakup aktivitas lain sebagai berikut:

Analisa Data
Data volume penjualan dari barang-barang yang bersifat komplementer harus dianalisa, apakah perbandingannya wajar. Dalam hal ini kadang-kadang diperlukan perhitungan tambahann untuk menentukan, misalnya untuk 1 m² Keramik yang terjual seharusnya berapa banyak Semen Nat yang seharusnya terjual. Hal ini karena dalam stok maupun laporan penjualan, Keramik dicatat dengan satuan dos dan Semen Nat dalam satuan bungkus / pcs. Adanya ketidakseimbangan volume penjualan antar barang komplementer harus dicari penyebabnya.
Dalam menganalisa data, juga harus dipertimbangkan “segment” atau “kelas” yang dituju dari tiap jenis barang. Suatu barang di “segment” tertentu memiliki barang komplementer di “segment” yang sama. Tidak akan orang membeli bath tub “kelas atas” lalu membeli keran “kelas bawah”. Hal ini harus diperhitungkan tersendiri untuk tiap-tiap “segment”, dan tidak bisa digabung begitu saja.

Display Barang
Barang-barang yang bersifat komplementer sebagian dapat didisplay dalam satu lokasi, meskipun golongannya berbeda. Misalnya, sebagian kecil stok Semen Nat didisplay di atas tumpukan Keramik, tapi rak khusus untuk golongan Semen Nat tetap ada tersendiri.

Penetapan Margin & Harga Jual
Penetapan margin keuntungan dan harga jual harus diatur sedemikian rupa sehingga dari setiap pasangan barang-barang komplementer tersebut, barang yang “utama” atau memberikan daya tarik dan bersifat price-sensitive hanya mengambil margin yang kecil, tetapi barang yang “sekunder” dan biasanya harganya lebih murah dapat mengambil margin yang lebih besar.
Yang dimaksud barang “utama” disini adalah bila orang menyempatkan waktu datang ke toko hanya untuk membeli barang tersebut. Sedangkan yang dimaksud barang “sekunder” adalah bila orang sudah berada di toko dan setelah melihat / teringat barang tersebut maka baru akan sekalian membeli selagi masih disana.
Contoh: bor listrik merupakan barang yang “utama” dan untuk menarik pembeli dapat diberikan harga yang relatif lebih murah (% margin yang lebih kecil), tetapi terhadap mata bor sebagai barang yang “sekunder” ditetapkan harga yang relatif lebih tinggi (mengambil % margin yang lebih besar) dan didorong dengan upaya Cross-Selling oleh bagian penjualan.

Pembelian & Kelengkapan Jenis Barang
Dalam melakukan pembelian suatu barang harus dipertimbangkan juga untuk pembelian barang-barang komplementer-nya, tentunya tiap-tiap “segment” perlu dipertimbangkan tersendiri. Posisi stok juga perlu dikontrol sehingga stok yang ada selalu seimbang. Selain itu perlu juga untuk terus mencermati jenis barang yang dijual perusahaan agar dapat menemukan “pasangan-pasangan” baru dan barang-barang yang “pasangan”nya belum dijual di perusahaan.